44T

44T

Awas : Lemah Iman dan Kematian !


Seseorang datang pada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengadukan bahwa imannya lemah dan hatinya keras. 
Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam berkata padanya, "Inginkah engkau agar hatimu menjadi lembut dan mendapatkan apa yang kauinginkan? 
Berbelas kasihlah kepada anak-anak yatim, belailah kepalanya dan beri dia makan dari makananmu, maka hatimu akan menjadi lembut dan engkau akan dapatkan apa yang engkau inginkan." (Hadits riwayat al-Tabaraani).
Juga ada r
iwayat lain yang menguatkan hadits tersebut. Hal ini berhubungan langsung dengan masalah mengatasi lemah iman. 
Takut akan kesudahan hidup yang buruk, akan mendorong seorang muslim untuk 
beribadah lebih khusyu' kepada Allah SWT dan memperbaharui keimanan dalam hatinya. 

Ada banyak penyebab dari akhir kesudahan hidup yang buruk, termasuk 
lemahnya iman dan menurutkan hati pada perbuatan dosa dan maksiat.
Nabi Muhammad Shallallahu 
Alaihi wa Sallam memberi contoh sebagai berikut: "Seseorang yang membunuh
 dirinya sendiri dengan sepotong besi akan mendapatkan sepotong besi dalam 
tangannya, menikam dirinya sendiri dengan besi itu dalam Neraka, untuk 
selama-lamanya, tanpa henti. Barangsiapa yang minum racun dan membunuh 
dirinya akan menyesapnya (meminumnya sedikit demi sedikit), meminumnya dan meneguknya perlahan-lahan di neraka, untuk selama-lamanya, tanpa henti. 
Barangsiapa melemparkan dirinya sendiri dari sebuah gunung dan membunuh dirinya, akan mendapati dirinya terlempar jatuh dalam neraka, untuk 
selama-lamanya, tanpa henti." (Sahih Muslim, no. 109).



Banyak kejadian seperti itu terjadi selama masa hidup Nabi Muhammad Shallallahu
 Alaihi wa Sallam, seperti seorang laki-laki yang bersama pasukan Muslim, berperang dengan cara tidak seperti yang lain (yaitu dengan serampangan), Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Dia satu di antara penghuni neraka."
Salah seorang muslim penasaran dan ingin mengetahui mengapa
 demikian. Orang yang dimaksud tersebut luka parah dan dia ingin mempercepat kematiannya dengan harapan supaya syahid, maka dia mengarahkan pedangnya ke dadanya dan menghunjamkannya, membunuh dirinya sendiri. (Cerita ini ada dalam Sahih al-Bukhaari, al-Fath, 7/471)



Banyak cerita tentang orang-orang yang mengakhiri hidupnya dengan cara yang buruk (naudzubillahi min dzalik) dan banyak ulama yang menceritakan tentang mereka.
Contohnya : Ibn al-Qayyim r.m. menyebutkan dalam bukunya al-Da' wal-Dawa' bahwa salah seorang di antara mereka, ketika dia meninggal, 
dituntun untuk mengucapkan "La ilaaha ill-Allaah," dan dia berkata, "Aku 
tidak dapat mengatakannya."

Ada lagi yang dituntun untuk mengucapkan La ilaaha ill-Allaah, dan dia malah mulai menyenandungkan sebuah syarir atau lagu. 
Seorang 
pengusaha yang selama hidupnya hanya memikirkan bisnisnya dan melalaikan dia dari mengingat Allah SWT, ketika 
kematian menjemputnya, dituntun untuk mengucapkan La ilaaha ill-Allaah malahan 
dia mulai berkata, "Ini hal baik, ini sesuai denganmu, ini harga yang murah sekali" dan sebagainya, sampai dia meninggal (Tariq al-Hijratayn, p.308).




Dikisahkan ketika salah seorang dari prajurit Raja al-Naasir meninggal, 
anaknya mulai menuntunnya untuk mengucapkan La ilaaha ill-Allaah, tetapi dia berkata, "Al-Naasir adalah tuanku." 
Anaknya terus menuntun dan mengatakan hal yang 
sama akan tetapi ayahnya pun terus mengulangi "Al-Naasir adalah tuanku, al-Naasir 
adalah tuanku," kemudian dia meninggal.

Ada lagi yang dituntun untuk mengucapkan La ilaaha ill-Allaah, tetapi dia malah berkata, "Rumah anu, perbaiki ini dan itu dalamnya; Kebun anu, lakukan ini dan itu disana."
Salah seorang dari mereka yang berhubungan dengan riba dituntun untuk 
mengucapkan La ilaaha ill-Allaah ketika menjelang wafat, tetapi dia mulai berkata, "Pinjam sepuluh kembali sebelas," berulang-ulang sampai dia meninggal 
(Al-Da' wal-Dawa', p. 170/289).

Sebagian dari mereka dikiaskan wajahnya berubah menjadi hitam atau diumpamakan telah berbalik dari arah Kiblat. 


Ibn al-Jawzi r.m. berkata: "Saya mendengar salah seorang dari mereka yang saya kira akan banyak mengucapkan kata-kata yang baik pada malam 
kematiannya, mengatakan: "Tuhan-ku telah memperlakukan aku dengan tidak adil", Maha Suci Allah dari apa yang dia katakan! Dia telah menuduh Allah tidak adil pada saat kematiannya."
Kemudian Ibn al-Jawzi r.m. berkata: "Aku 
tetap muram dan kehilangan harapan akan hal yang akan dapat menolongku saat 
aku menghadapi hari itu (hari kematianku)."

Subhanallah, begitu sering orang melihat hal kematian ini, tetapi mereka tidak menyadari
 tentang apa yang akan terjadi terhadap mereka disaat-saat akhir hidupnya. Mereka tidak tahu babak itu." (al-Da' wal-Dawa', 171).




Semoga kita termasuk golongan orang yang beriman dan meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
Aamiin Yaa Robbal'alaamiin

#Dirangkum dari artikel : Islamic Education#



Subscribe to receive free email updates:

close