"Ajeng ten pundi mbah? Monggo sareng leh
kulo.."
Saya mengajak simbah itu untuk saya boncengkan.
Saya mengajak simbah itu untuk saya boncengkan.
"Inggih mas, matur nuwun.."
Tanpa ragu simbah itu naik ke boncengan, siuuut !
PW... Posisi wuenak!
Tanpa ragu simbah itu naik ke boncengan, siuuut !
PW... Posisi wuenak!
Motor saya gas pelan, ternyata siang itu saya akan
dapat ilmu baru...
Namanya mbah Muji, sehari-hari jualan toge di sebuah
pasar di Jogja.
Kalau pagi mbah Muji diantar oleh cucunya naik motor sejauh 6 kilometer.
Cucunya lanjut kerja sampai sore sehingga tidak bisa menjemput mbah Muji ke pasar.
Bubaran pasar jam 11 siang, mbah Muji pulang dengan naik bis, turun di perempatan jalan besar, lalu harus berjalan kaki 3 kilo sampai ke rumah di siang hari yang panas itu...
Kalau pagi mbah Muji diantar oleh cucunya naik motor sejauh 6 kilometer.
Cucunya lanjut kerja sampai sore sehingga tidak bisa menjemput mbah Muji ke pasar.
Bubaran pasar jam 11 siang, mbah Muji pulang dengan naik bis, turun di perempatan jalan besar, lalu harus berjalan kaki 3 kilo sampai ke rumah di siang hari yang panas itu...
Whottt !
Jalan kaki pulangnya ?
Jalan kaki pulangnya ?
Begini terjemahannya dari bahasa Jawa ;
"Simbah dulu naik sepeda mas tiap ke pasar, cuman
sudah 5 tahun ini simbah diantar, pulangnya ngebis, sudah nggak kuat naik
sepeda pulang-pergi.."
"Lho bukannya kalau pulang juga jalannya jauh
mbah, 3 kilo lho sampai dusun nya simbah.."
"Mboten mas, selama 5 tahun ini hanya 3-4 kali simbah
jalan sampai rumah, selalu tiap hari ada saja yang memboncengkan simbah,
gonti-ganti orangnya, simbah diantar sampai depan rumah..
Simbah juga gak kenal mereka, ada yang tentara, ada
yang cah kuliah, bergantian mereka memboncengkan simbah, padahal simbah juga
tidak mengenal mereka..
Simbah yakin saja, pasti Allah yang akan memilihkan
dari ratusan orang yang lewat di jalan itu untuk mengantar simbah setiap hari.
Biar jadi pahala mereka semua, simbah tidak bisa membalasnya..."
Biar jadi pahala mereka semua, simbah tidak bisa membalasnya..."
Wow...
Ilmu yakin Mbah Muji ini mengalahkan teknologi gojek, yang harus pakai gadget untuk memanggil jemputannya.
Ilmu yakin Mbah Muji ini mengalahkan teknologi gojek, yang harus pakai gadget untuk memanggil jemputannya.
Seperti siang ini, ilmu yakin mbah Muji yang menarik
motor saya dapat giliran mendekat dan merapat di depan langkahnya...
Besok pasti ada orang lain yang akan merapat lagi,
mengantarkan simbah untuk pulang ke rumah...
Yakin deh !
Dengan perbandingan 5 tahun hanya sesekali jalan kaki, simbah membuktikan Allah hadir setiap hari...
Yakin deh !
Dengan perbandingan 5 tahun hanya sesekali jalan kaki, simbah membuktikan Allah hadir setiap hari...
Bagaimana dengan kita?
Ketika "ilmu yakin" belum nancep di dada,
kita sering ragu ketika berhadapan dengan masalah, yang dicari selalu solusi,
bukan Allah...
Padahal Allah lah pemilik segala solusi.
Padahal Allah lah pemilik segala solusi.
Jadinya Allah dilupakan, solusi malah gak
datang-datang…
Ketika masalah-masalah tak kunjung selesai, kita
bersandar pada manusia yang juga lemah, curhat kesana sini, malah seperti
mengumbar aib sendiri...
Padahal pesan Allah sangat jelas ;
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya”
[QS. Ath Tholaq: 2-3]
Hutang belum selesai, sabarrr...
Bersandar terus pada Allah biar dikasih jalan keluar...
Ibadahnya makin digenjot habis, habissss
sehabis-habisnya!
Masalah-masalah yang sepertinya buntu, gak ada jalan
keluar…
Sabarr...
Minta ke Allah langsung semua solusinya, yakin pasti ada jalannya...
Sabarr...
Minta ke Allah langsung semua solusinya, yakin pasti ada jalannya...
Ilmu yakin, "Aku ini diciptakan oleh Dzat Yang
Maha Kaya, kenapa aku harus takut menjadi miskin..."
Simbah sudah sampai di depan rumahnya...
Saya langsung pamitan sambil menyalaminya.
Simbah mengguyuri saya dengan ucapan terima kasih dan doa-doa yang membuat saya merinding mendengarnya…
Saya langsung pamitan sambil menyalaminya.
Simbah mengguyuri saya dengan ucapan terima kasih dan doa-doa yang membuat saya merinding mendengarnya…
Jogja yang panas siang ini, entah mengapa jadi terasa
sejuk tembus ke hati...
Salam,
@Saptuari
#Diambil dari FanPage Saptuari Sugiharto
https://goo.gl/SJZQD7
---------------------------------------------------------
Baca juga :
- Sebatas Pandang Mata Manusia
- Rahasia Sukses dan Bahagia
- Tulisan Diatas Pasir
- Satu Kali Tiap Detik
- Sebatas Pandang Mata Manusia
- Rahasia Sukses dan Bahagia
- Tulisan Diatas Pasir
- Satu Kali Tiap Detik