Kita sering mendengar bahwa
kepercayaan atau trust adalah salah satu kunci penting dalam berinteraksi
dengan orang lain.
Dalam berbisnis, kepercayaan merupakan aspek utama yang selalu menjadi pertimbangan dalam menjalin kerjasama.
Kepercayaan tidak dilahirkan, namun diciptakan…
Dalam berbisnis, kepercayaan merupakan aspek utama yang selalu menjadi pertimbangan dalam menjalin kerjasama.
Kepercayaan tidak dilahirkan, namun diciptakan…
Dan itupun melalui proses yang
tidak sebentar dan tidak mudah.
Sekali kepercayaan ternoda, maka seperti halnya selembar kertas yang sudah diremas, ianya tidak akan pernah bisa kembali mulus.
Sekali kepercayaan ternoda, maka seperti halnya selembar kertas yang sudah diremas, ianya tidak akan pernah bisa kembali mulus.
Dalam buku "The Speed
of Trust", Steven Covey menceritakan kisah sederhana tentang pentingnya
sebuah kepercayaan.
Jim, seorang penjual donat
dan kopi di New York City menghadapi masalah baru di kedainya.
Pada jam-jam
tertentu, Jim melihat antrian pelanggan yang panjang.
Dan karena dia
satu-satunya kasir di kedai, dia kewalahan untuk mengurus uang kembalian
pelanggan.
Akhirnya, karena lama menunggu, banyak pelanggan yang tidak sabar
dan pergi belanja ke tempat lain.
Apa
yang Jim lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Jim menyediakan sebuah
keranjang yang berisi uang receh (logam) dan uang kertas pecahan kecil lainnya sebagai uang kembalian...
Dia mempersilakan para pelanggan untuk mengambil sendiri uang kembaliannya setiap selesai transaksi.
Awal mula Jim melakukan
"ide gila" ini, banyak orang ragu apakah pelanggannya bisa bersikap
jujur…
Jangan-jangan mereka mengambil uang kembalian lebih banyak dari yang seharusnya.
Jangan-jangan mereka mengambil uang kembalian lebih banyak dari yang seharusnya.
Namun yang terjadi justru sebaliknya, sebagian besar pelanggannya
sangat jujur, bahkan sebagian lainnya justru memberikan tip yang lebih besar
kepada Jim.
Dan Jim tidak harus rugi atau bangkrut karena kepercayaan yang dia berikan kepada para pelanggannya diterima dengan senang hati dan berbalas juga dengan sikap yang berujung pada rasa saling percaya.
Dan Jim tidak harus rugi atau bangkrut karena kepercayaan yang dia berikan kepada para pelanggannya diterima dengan senang hati dan berbalas juga dengan sikap yang berujung pada rasa saling percaya.
Itulah kuasa kepercayaan.
Semakin kita berani
mempercayai dan mempercayakan, semakin banyak hal positif yang terjadi.
Saat kita berani
mempercayai karyawan kita, dia akan melakukan tugasnya dengan lebih bersemangat
dan akan menjaga kepercayaan kita dengan sebaik mungkin.
Kepercayaan bukanlah
berarti harus menghilangkan pengendalian dan pengawasan, namun lebih kepada
memberikan tanggungjwab secara utuh.
Didiklah anak-anak kita
dengan belajar untuk mempercayai mereka, maka merekapun akan belajar
bertanggungjawab dan menjaga kepercayaan yang kita berikan.
Pada dasarnya, setiap orang
senang mendapatkan suatu kepercayaan, sebab dengan itu mereka akan belajar bertanggungjawab, selalu berusaha melakukan yang terbaik, dan menjaga sikap untuk tidak mengecewakan orang lain.
Akhirnya,
Jadilah orang yang dapat
dipercaya, dan belajarlah memberikan kepercayaan kepada orang lain.
Salam sukses sehat semangat !