44T

44T

Saat Menjadi Kambing Hitam

Siapa sich yang mau disalahkan atas kesalahan yang tidak dilakukannya?
Jawabannya, jelas tidak ada seorangpun yang mau ! 
Bahkan untuk kesalahan yang tanpa sengaja di perbuat pun banyak yang sulit mengakuinya. 
Tapi memang, pada kenyataannya ada orang yang disalahkan atau dijadikan kambing hitam atas kesalahan orang lain...

Hal tersebut merupakan salah satu office politic yang tak jarang terjadi di dunia kerja.
Tentu saja kondisi tersebut sangat tidak menyenangkan.
Apalagi jika atasan yang melakukannya terhadap Sobat.
Menghadapi situasi menyulitkan ini wajar jika Sobat merasa 'panas'.
Karena siapa juga yang rela jadi 'bumper' atas kesalahan orang lain?

Tapi masalahnya seringkali Sobat merasa ragu atau lebih tepatnya 'takut' melakukan 'perlawanan' atau sekedar 'bela diri' pada atasan, sekalipun Sobat berada di posisi yang benar. Ketakutan ini lebih didasari oleh kekuasaan atasan yang jelas lebih besar dari anak buah. Bayangan masuk daftar hitam dan terjegal dalam promosi jabatan pasti menguasai pikiran Sobat.

Tetapi tentu saja Sobat tidak bisa pasrah menerima nasib disalahkan. Jika Sobat memang benar, Sobat harus membuktikanya bahwa Sobat tidak bersalah. Kalau perlu, jangan takut berkonfrontasi dengan atasan untuk menyelamatkan nama baik Sobat. 
-----------------------------------------------------
Berikut ini adalah kiat menghadapi atasan yang menyalahkan Sobat dan/atau ketika Sobat dalam posisi sebagi kambing hitam...
- Jangan pernah menunjukkan sikap merasa bersalah
Maksudnya disini adalah ketika Sobat tidak pernah melakukan kesalahan apapun jangan sampai tertekan dan merasa ikut bersalah.
Sobat berhak untuk mempertahankan citra positif diri Sobat. 
Dalam situasi tertentu, Sobat juga punya hak untuk meminta penjelasan pada atasan tentang situasi yang membuat Sobat disalahkan.

- Ajaklah atasan bicara baik-baik
Pastikan waktu yang tepat untuk bicara. Jangan datang sebagai 'korban' atau sebagai karyawan yang bersalah. Jelaskan bahwa tuduhannya membuat Sobat tidak bisa bekerja secara maksimal karena Sobat dihadapkan pada pertanyaan dan pandangan yang menyudutkan.
- Saat bicara dengan atasan, jaga kontak mata
Biarkan atasan tahu bahwa Sobat benar-benar tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Dan jangan tampilkan sikap yang gelisah. Duduklah dengan tegak, jaga kontak mata dan atur kata-kata Sobat agar tidak 'belepotan'. Pokoknya yakinkan bahwa Sobat bukan pelakunya…
- Ajaklah atasan untuk mencari 'pelaku' sesungguhnya.
Tawarkan solusi terbaik untuk menemukan si pelaku.
Maksudnya bukan saja untuk menyelamatkan nama baik Sobat tetapi juga untuk menyelamatkan perusahaan dari orang yang berniat merusak situasi kerja.
Ucapkan terima kasih jika atasan bersedia mendengarkan Sobat. 
Sampaikan juga bahwa Sobat turut mendukung apapun yang akan dilakukan atasan untuk stabilitas perusahaan.
-----------------------------------------------------
Tetapi jika atasan seakan tidak mau mendengar dan keukeh menuduh Sobat sebagai pelaku atau orang yang harus menanggung kesalahan, Sobat harus mengidentifikasi apakah ada unsur 'sentimen' atau ada pihak-pihak yang ingin 'menjatuhkan' Sobat.
Kalau ya, apa boleh buat, Sobat harus minta campur tangan pihak lain untuk mengatasi masalah ini. Jangan buru-buru memutuskan 'resign' sebelum masalah ini tuntas. 
Paling tidak, seandainya pun Sobat ingin meninggalkan perusahaan, pastikan bahwa nama Sobat dalam keadaan bersih.
----------------------------------------------------- 
Nah jika Sobat menghadapi situasi menjadi kambing hitam, nggak perlu takut.

Kalau Sobat takut, lingkungan akan percaya bahwa Sobat bersalah.
Karena kalau bukan Sobat yang mempertahankan dan memperjuangkan nama baik Sobat, siapa lagi?
Percaya deh dimana-mana yang namanya kebenaran itu akan menang.
Office politic yang curang dan kotor juga nggak akan abadi dech...

Semoga bermanfaat...
Salam sukses sehat semangat !

Subscribe to receive free email updates:

close